Selasa, 6 Mei 2025 | Pukul 14.30–16.30 WIB
Ruang 301, Gedung Utama Lantai 3, Kampus 1 Universitas Tarumanagara
Program Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota – Real Estat (PKRE), Universitas Tarumanagara, bekerjasama dengan FIABCI (International Real Estate Federation) Indonesia menyelenggarakan kegiatan kuliah tamu bertajuk “How to Build Database for Housing Markets”, yang menghadirkan narasumber internasional, Dr. Sopon Pornchokchai, Ph.D., D.FIABCI, CRS, MRICS. Dr. Sopon merupakan pakar properti dan analis pasar perumahan dari Thailand yang juga menjabat sebagai Presiden FIABCI Thailand. Kegiatan ini dipandu oleh moderator yang merupakan Dosen PKRE Untar, yaitu Ibu Meyriana Kesuma, S.T., M.T., M.M. dan telah diselenggarakan pada Selasa, 6 Mei 2025 di Kampus 1 Universitas Tarumanagara serta dihadiri oleh mahasiswa, dosen, alumni, serta tamu undangan lainnya dengan jumlah peserta sebanyak 50 orang.
Acara secara resmi dibuka pada pukul 14.30 WIB oleh Ibu Nadia Ayu Rahma Lestari, S.T., M.Sc. selaku Sekretaris Program Studi PKRE Untar. Dalam sesi pengantar, Dr. Sopon memperkenalkan latar belakang profesionalnya, termasuk keterlibatannya dalam sejumlah survei pasar properti di kawasan Asia, serta beberapa proyek yang telah dilaksanakan di Jakarta.
Dalam pemaparannya, Dr. Sopon menggarisbawahi pentingnya pembangunan basis data yang komprehensif dan akurat guna memahami dinamika pasar perumahan secara mendalam. Ia memulai dengan membandingkan kondisi pasar perumahan antara Thailand dan Jakarta. Disebutkan bahwa Thailand saat ini memiliki sekitar 1,2 juta unit rumah yang tidak berpenghuni, sementara Jakarta justru menghadapi tantangan kekurangan pasokan hunian. Pada tahun sebelumnya, sebanyak 375 proyek properti baru diluncurkan di Thailand.
Dr. Sopon menekankan bahwa lokasi proyek perumahan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan permintaan lokal. Dalam merencanakan proyek properti, beberapa indikator penting yang perlu diperhatikan antara lain jumlah unit yang berhasil terjual, tren kenaikan harga, mobilitas penduduk (masuk dan keluar wilayah), serta preferensi masyarakat terhadap unit baru atau second-hand.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa kegiatan survei dan pembangunan database merupakan langkah esensial dalam menilai potensi suatu wilayah. Beliau juga menampilkan data terkait harga properti, volume penjualan, kontribusi pembelian oleh warga asing, serta sepuluh lokasi dengan harga properti tertinggi di Thailand pada tahun 2025.
Dari aspek metodologis, Dr. Sopon memaparkan pentingnya penerapan analisis regresi sederhana maupun berganda, serta peran karakteristik fisik tanah — seperti lebar dan bentuk kavling — dalam penilaian nilai properti. Ia juga menekankan bahwa pengumpulan data melalui survei lapangan tidak dapat digantikan oleh asumsi, dan bahwa keragu-raguan untuk bertanya dalam proses penelitian merupakan bentuk arogansi yang perlu dihindari.
Sesi tanya jawab berlangsung secara interaktif, di mana para peserta mengajukan berbagai pertanyaan yang mencakup tantangan dalam penerapan teknologi di sektor real estat, teknik pengumpulan dan validasi data di wilayah seperti Myanmar dan Thailand, strategi menilai kesiapan pasar untuk pengembangan proyek baru, rekomendasi membangun database bagi pemula, batasan dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam analisis pasar properti dan perbandingan efektivitas metode survei lapangan dengan observasi langsung. Seluruh pertanyaan dijawab secara komprehensif oleh Dr. Sopon, yang juga membagikan wawasan praktis dari pengalaman lapangannya.
Sebagai bentuk apresiasi, di akhir acara dilakukan penyerahan cenderamata dari PKRE Untar kepada Dr. Sopon. Kegiatan ditutup dengan sesi dokumentasi foto bersama seluruh peserta. Menariknya, sebelum mengakhiri kegiatan, Dr. Sopon memberikan kejutan dengan menyanyikan lagu daerah Indonesia berjudul “Gelang Sipatu Gelang”, yang disambut hangat oleh seluruh hadirin. (pm/vj)